Nuansa Melayu dari Aceh hingga Makassar Meriahkan Theater Jakarta
Apa yang terlintas dipikiran Anda saat membaca atau mendengar kata Melayu? Mungkin akan teringat dengan bahasa, pakaian, atau juga dengan keseniannya.
Bicara soal musik, Melayu tidak ketinggalan. Ditengah arus musik modern dengan beragam genre aliran yang mendominasi kalangan anak-anak muda di Indonesia, kemunculan Jakarta Melayu Festival (JMF) yang sudah berhasil digelar ketiga kalinya kembali membawa semangat baru ditengah-tengah pesta demokrasi Indonesia beberapa waktu lalu.
Tema dalam JMF tahun ini menarik sekali, lewat “Melayu Menyatukan Kita” membawakan sebuah pesan bahwa menjaga musik melayu bukan cuma tugas seniman atau penyanyi, hal ini yang terungkap dari apa yang disebutkan oleh pimpinan Gita Cinta Production, Geisz Chalifah, Jum’at (22/8/2014).
“Masyarakat kita harus kembali disadarkan untuk tetap menjaga dan melestarikan musik Melayu yang berkualitas. Karena musik Melayu inilah karakter Bangsa yang sebenarnya,” ujar Geisz dihadapan ratusan penonton di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Kentalnya Nuansa Melayu
Ada begitu banyak penampilan lagu-lagu khas Melayu di JMF 2014, lewat arahan music director Anwar Fauzi dengan sentuhan orkestra menambahkan ruh tersendiri dalam nuansa melayu salah satunya lewat tembang pembuka dari Nong Niken yang melantukan Negeri Laskar Pelangi.
Setelah tampil dengan soundtrack dari film Edensor yang berhasil menyita perhatian penonton, Niken juga berduet dengan penyanyi senior Darmansyah Ismail lewat lagu melayu lama yang membuat penonton ikut bernyanyi dengan judul Selasih.
Tembang Cintai Aku Karena Allah yang dibawakan oleh Novi Ayla diramu dengan alunan mendayu melayu menambah hangat suasana JMF malam itu yang banyak dihadiri oleh sejumlah tokoh-tokoh penting seperti Anies Baswedan, Hariman Siregar, Bursah Zarnubi dan Nusron Wahid.
Diikuti oleh pasangan Dou Shahab lewat petikan gitarnya ditambah dengan gesekan biola Hendri Lamiri berpadu dengan accordian dari Buthonk membuat irama melayu semakin menyatu. Ada juga Fadly (Padi) tampil dengan busanan khas dari Makassar merasa ikut bangga bisa tampil di perhelatan JMF.
“Saya orang melayu dan saya bangga dengan musik melayu. Itu adalah identitas kita,” ujar Fadli di atas pentas.
Dengan lagu berbahasa Makassar berjudul Ati Raja, Fadly mampu memberikan suasana etnik dalam perpaduan Melayu. Belum lagi, disambung dengan penampilan Rafly Kande lewat lagu Aceh yang berjudul Saleum yang dipopulerkan oleh Grup Nyawoeng berhasil membuat penonton larut, ditambah dengan tembang Perahu karya dari Hamzah Fansuri menambah hangat suasana JMF.
Sementara Uma Tobing yang membawakan lagu Engkau Laksana Bulan, cukup apik dan serentak dengan irama orkestra berpadu dengan string dan rebana memberikan aksen tersendiri bagi sang juara IMB ini.
Sebagai penutup dari JMF 2014 yang jelang larut malam, tampil dengan formasi lengkap Amigos Band akhirnya membuat penonton yang hadir malam itu tak tahan untuk ikut berjoget mengiringi lagu-lagu yang dimainkan, seperti Seroja, Rentak (Pak Ketipak Ketipung), hingga dengan tembang Pantun Jantan membuat band asal Medan tampil maksimal.
Sukses untuk JMF dan semoga bisa terus mengangkat musik Melayu dan menyatukan kita dari ujung Sumatera hingga Papua. (ed)
Sumber : iloveaceh.org